Jama'ah Penuh Berkah

Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqah antara qiyadah dan jundiyah menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan.

Bekerja Untuk Indonesia

Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (9:105)

Inilah Jalan Kami

Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik. (12:108)

Biduk Kebersamaan

Biduk kebersamaan kita terus berjalan. Dia telah menembus belukar, menaiki tebing, membelah laut. Sayatan luka, rasa sakit, air mata adalah bagian dari tabiat jalan yang sedang kita lalui. Dan kita tak pernah berhenti menyusurinya, mengikuti arus waktu yang juga tak pernah berhenti.

Kesungguhan Membangun Peradaban

Semua kesungguhan akan menjumpai hasilnya. Ini bukan kata mutiara, namun itulah kenyataannya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakan dengan sepenuh kesungguhan.

Senin, 06 Desember 2010

Khasiat Rambutan (Nephelium lappaceum)

Rambutan adalah salah satu tanaman yang multi guna. Semua bagian da ri tanaman ini, dari kulit, daun, biji, sampai akar, dapat berfungsi sebagai obat. Daya tawarnya juga luar biasa. Demam, uban, disentri, sariawan, sampai kencing manis, bisa luntur dengan ramuan yang tepat.

Khasiat Tanaman Sosor Bebek / Kalanchoe pinnata Pers

Sosor bebek dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Kalanchoe pinnata Pers. Daunnya yang cukup tebal, selain banyak mengandung air, juga menyimpan berbagai bahan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan.

Manfaat Bunga Melati

Selain digunakan sebagai hiasan pengantin atau sebagai campuran minum teh, melati juga bermanfaat untuk berbagai keperluan. Kandungan kimia dalam bunga dan daunnya seperti indol, benzyl, livalylacetaat, terbukti efektif untuk:

Sabtu, 04 Desember 2010

MENGADAKAN PERAYAAN HARI ULANG TAHUN ANAK

Ditanyakan kepada Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin tentang memperingati hari ulang tahun. Pertanyaannya adalah sebagai berikut. "Apakah mengadakan perayaan untuk memperingati hari ulang tahun anak dianggap sebagai bentuk menyerupai orang-orang Barat yang kafir, ataukah dianggap menghibur jiwa dan mendatangkan rasa bahagia dalam hati anak dan keluarganya?"

Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjawab sebagai berikut.

Matematika: DEBIT

Debit adalah volume air mengalir dalam waktu tertentu melalui penampang air, sungai, saluran, pipa atau keran.

RUMUS DEBIT




Matematika: Tips untuk menghitung Sudut Jarum Jam

Langkah 1 :

- satu putaran jam = 360⁰
- satu putaran jam = 12 angka
maka

besar sudut antara angka-angka dalam jam =
360⁰ = 30⁰
12

Langkah 2
- setiap jam jarum pendek bergeser 30⁰
- setiap 60 menit jarum pendek bergeser 30⁰
maka
setiap jarum panjang bergeser 1 menit, maka jarum pendek bergeser 30 = ½⁰ 60

Matematika: BILANGAN ROMAWI

ANGKA DASAR BILANGAN ROMAWI


Download Gratis: Free PDF to Word Converter 1.0

Seperti namanya tentunya, software bernama Free PDF to Word Converter ini berfungsi untuk mengkonversi sebuah file PDF ke format Word. Versi terbarunya adalah Free PDF to Word Converter 1.0, ukuran file-nya adalah sebesar 784 KB, kalian bisa mendownloadnya secara gratis disini.

MEMBUAT LINK DOWNLOAD

Oleh : Adi Suhara

Belum lengkap rasanya bila sebuah blog tanpa ada link download di dalamnya, selain melengkapi blog, link download bisa menjadi penarik minat pengunjung blog untuk kembali berkunjung di lain waktu ke blog kita. Berikut saya jelaskan bagaimana cara membuat link download secara sederhana. Membuat link download dapat dilakukan dengan 3 tahap :

Cara Praktis Membuat “Read More” di Blogspot dengan Sekali Klik

Para blogger mania tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah “read more”. Ya, fitur ini sering digunakan untuk memenggal postingan yang kadang terlau panjang. Dengan fasilitas ini, kita bisa memajang awal postingan saja, dan kalau pembaca ingin melihat lebih detil lagi isi postingan kita, tinggal mengklik tulisan “selanjutnya…”

TRIK MENAMBAH ASESORIS DI BLOG

Mungkin anda agak susah menambahkan aksesoris ke blog anda, ternyata gampang banget. Ada bebarapa hal yang mungkin bisa anda lakukan, diantaranya anda bisa menemukannya lewat search engine dengan mengetik kata kunci misal anda ingin menambahkan jam ke blog anda, anda bisa mengetik kata kunc i”cara membuat jam di blog” secara otomatis anda akan menemukan beberapa situs yang menuntun anda membuat jam blog anda.

TRIK MENAMBAH ASESORIS DI BLOG

Mungkin anda agak susah menambahkan aksesoris ke blog anda, ternyata gampang banget. Ada bebarapa hal yang mungkin bisa anda lakukan, diantaranya anda bisa menemukannya lewat search engine dengan mengetik kata kunci misal anda ingin menambahkan jam ke blog anda, anda bisa mengetik kata kunc i”cara membuat jam di blog” secara otomatis anda akan menemukan beberapa situs yang menuntun anda membuat jam blog anda.

Mungkin anda agak susah menambahkan aksesoris ke blog anda, ternyata gampang banget. Ada bebarapa hal yang mungkin bisa anda lakukan, diantaranya anda bisa menemukannya lewat search engine dengan mengetik kata kunci misal anda ingin menambahkan jam ke blog anda, anda bisa mengetik kata kunc i”cara membuat jam di blog” secara otomatis anda akan menemukan beberapa situs yang menuntun anda membuat jam blog anda.

Atau anda juga bisa mengetik kata kunci”tutorial blogspot/tutorial wordpress” ini akan membantu anda karena ada beberapa situs yang memberikan tutorial secara gratis kepada anda bagaimana menambahkan aksesoris ke dalam blog anda..

Sebagai trik pamungkas, jika anda menemukan aksesoris blog yang sangat menarik perhatian anda di blog orang lain, anda tinggal mengklik aksesoris tersebur, secara otomatis anda akan dituntun ke situs dimana aksesoris tersebut berada dan anda dapat mengcopy kode java script/ kode html nya, anda tinggal copy paste ke blog anda..

Sangat gampang bukan?

Mungkin anda agak susah menambahkan aksesoris ke blog anda, ternyata gampang banget. Ada bebarapa hal yang mungkin bisa anda lakukan, diantaranya anda bisa menemukannya lewat search engine dengan mengetik kata kunci misal anda ingin menambahkan jam ke blog anda, anda bisa mengetik kata kunc i”cara membuat jam di blog” secara otomatis anda akan menemukan beberapa situs yang menuntun anda membuat jam blog anda.

Atau anda juga bisa mengetik kata kunci”tutorial blogspot/tutorial wordpress” ini akan membantu anda karena ada beberapa situs yang memberikan tutorial secara gratis kepada anda bagaimana menambahkan aksesoris ke dalam blog anda..

Sebagai trik pamungkas, jika anda menemukan aksesoris blog yang sangat menarik perhatian anda di blog orang lain, anda tinggal mengklik aksesoris tersebur, secara otomatis anda akan dituntun ke situs dimana aksesoris tersebut berada dan anda dapat mengcopy kode java script/ kode html nya, anda tinggal copy paste ke blog anda..

Sangat gampang bukan?

Walisongo Asal usul

"Walisongo" berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.

Kamis, 02 Desember 2010

Cari Uang Di Internet Tanpa Bayar | tips trik blog

saya setuju dgn pendapat saudara tentang Cari Uang di Internet seru … SURVEY klw sobat ingin gabung gratis tanpa bayar malah di bayar lagi


Rabu, 01 Desember 2010

Download Musik Islami, Download Musik, Download Artikel, Download Sofware terbaru gratis, Download games menarik

Mau download semuanya ada disini, semuanya gratis

Selasa, 30 November 2010

Idul Adha dan ibadah Kurban

baitul-hikmah.com – Umat Islam sebenatar lagi memasuki bulan Dzulhijjah, bahkan jamaah haji pun sudah diberangkatkan. Ada beberapa pertanyan yang terkait dengan bulan ini, di antaranya: Bagaimana memaknai bulan Dzulhijjah? Apa sunnah pada hari raya kurban? Dan apa makna dari idul kurban ini?

Kamis, 11 November 2010

KEPUTUSAN Idul Adha 1431/2010 Depag dan Wukuf Arafah di Saudi.Bagaimana Menyikapi Perbedaan ini?


Keputusan Idul Adha Berbeda Antara Pemerintah, Muhammadiyah dan Saudi Arabia

Muhammadiyah : Selasa, 16 Nopember 2010 M – (SK Nomor 05/MLM/I.0/E/2010)
Nahdlotul Ulama : Rabu, 17 Nopember 2010 M – rukyah tidak terlihat (Jadi awal dzulhijjah Senin 8 Nopember 2010)

Rabu, 03 November 2010

MERUTINKAN KEBAIKAN

Nabi Muhammad SAW memiliki ciri khas yang luar biasa dalam menjalani aktivitas kebaikan sehingga amal dan ibadahnya disifati, “kaana diimatan” (amalnya rutin) yakni terus menerus tidak terputus-putus namun masih pada batas pertengahan, jauh dari sifat malas, namun tidak pula kelewat batas. Nabi SAW shalat di waktu malam dan juga tidur, beliau shaum dan juga berbuka, akan tetapi beliau kerjakan secara teratur. Sehingga enak dirasakan oleh jiwa dan terbiasa bagi anggota badannya. 

Tatacara Kurban/Qurban Idul Adha

Berqurban adalah menyembelih hewan qurban/udh-hiyah/ternak (Unta, Sapi/Kerbau, Kambing, dan Domba) setelah shalat Iedul Adha dan hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.

Selasa, 02 November 2010

Dari Syariah Online tentang Puasa Arafah & Hari Tasyrik

Puasa Idul Adha : 2 hari Atau 1 Hari sih ?
Pertanyaan:

Assalamu'alaikum wr. wb.
Pak Ustadz yang terhormat.... saya ada pertanyaan mengenai puasa sunah Idul Adha (walaupun sudah lewat)
Berapa hari Puasa Idul Adha yang di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW, soalnya seperti saya lihat ada yang 1 dan ada yang 2 (bila ada dengan dalilnya)
Wasalam..

Jaya

Rabu, 20 Oktober 2010

Idul Adha 1431 H /2010 M Agaknya Ada Perbedaan

Menurut Thomas, perbedaan penentuan hari raya Idul Adha tersebut terjadi karena perbedaan cara perhitungan yang dilakukan di antara organisasi kemasyaratakat (Ormas) Islam di Tanah Air. “Akan ada Idul Adha pada 16 dan 17 November karena perbedaan kriteria awal bulan. Jika menggunakan hilal, Idul Adha pada 16 November, sedangkan melalui metode rukyat pada 17 November,” kata Thomas.

Muhammadiyah nomor: 05/MLM/I.0/E/2010, telah menetapkan awal Ramadhan, 1 Syawwal, dan 1 Dzulhijjah 1431H, termasuk di dalamnya adalah penetapan tanggal 10 Dzulhijjah atau hari Idul Adha.

Dalam surat yang ditandatangani oleh ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan sekretaris umum Agung Danarto tersebut, juga berisi himbauan berkenaan dengan ibadah pada bulan Ramadhan. Bersamaannya bulan Ramadhan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia, juga menjadi bagian himbauan Maklumat PP Muhammadiyah untuk selalu menjadikan diri sebagai manusia yang merdeka, bebas dari belenggu-belenggu kehidupan dan pada akhirnya menjadi manusia yang seutuhnya.

Maklumat PP Muhammadiyah yang tertanggal 16 Juli 2010 tersebut, mengumumkan bahwa 1 Ramadhan 1431H, akan jatuh pada hari Rabu, 11 Agustus 2010, dan 1 Syawwal 1431H, pada hari Jum’at 10 September 2010. Untuk 1 Dzulhijjah 1431H, Muhammadiyah mengumumkan akan jatuh pada hari Sabtu 6 November 2010, yang berarti Idul Adha atau 10 Dzulhijjah 1431H akan jatuh pada hari Selasa 16 November 2010. 

Sabtu, 16 Oktober 2010

MENGAPA MAKAN DAN MINUM HARUS DUDUK?

Dari Anas bin Malik ra dari Rasulullah saw bahwasanya beliau melarang seseorang untuk minum dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada Anas, “Bagaimana kalau makan ?” Anas menjawab, “Kalau makan dengan berdiri itu lebih jelek dan lebih buruk.” (HR Muslim)

Bahaya minuman ber-soda


Ø      Untuk membersihkan kamar mandi: Tuangkan sekaleng minuman bersoda ke dalam kamar mandi. Tunggu satu jam, kemudian siram sampai bersih. Asam sitric dalam minuman bersoda menghilangkan noda dari keramik.
Ø      Untuk melonggarkan baut yang berkarat : Gosokkan kain yang direndam dalam minuman bersoda pada baut yang berkarat.

Seandainya Jarak Matahari dan Bumi Bergeser ?

Jarak antara bumi yang kita tempati ini dengan matahari kira-kira 92,5 juta mil. Jarak yang ada ini ternyata adalah jarak yang sesuai untuk terciptanya suatu kehidupan yang cocok bagi makhluk hidup di bumi ini. Sebab jika bumi jaraknya lebih dekat dari yang sekarang, maka segala kehidupan yang ada di atasnya akan langsung terbakar dan hangus dalam sekejap. Sedangkan jika jarak lebih jauh, maka segala isi bumi akan menjadi beku. Akibatnya segala yang ada di bumi akan mati.

Kamis, 05 Agustus 2010

Nasehat Menjelang Ramadhan

(Oleh: Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Abdirrahman Baz rahimahullâh[1])



بِسْمِ ٱللهِ وَالْحَمْدُلِلَّهِ وَصَلَّى ٱللهُ عَلَى رَسُوْلِ ٱللهِ
وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ ، أَمَّا بَعْدُ

Berkenaan dengan kehadiran bulan Ramadhân, saya menasehatkan kepada saudara-saudaraku kaum Muslimin dimanapun berada agar senantiasa bertakwa kepada Allâh Ta'ala, berlomba-lomba melakukan kebaikan, saling memberi nasehat dan sabar dalam menasehati, saling menolong dalam melakukan kebaikan, menjauhi semua perbuatan maksiat yang diharamkan oleh Allâh Ta'ala dimanapun dan kapanpun jua, terutama pada bulan Ramadhân. Karena bulan Ramadhân adalah bulan yang teramat mulia. Amalan-amalan shaleh di bulan ini dilipat-gandakan balasannya dan orang yang berpuasa dan melakukan qiyâmul lail (tarawih) dengan didasari iman dan mengharapkan pahala, dosa-dosanya akan dihapus oleh Allâh Ta'ala.

Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa berpuasa pada Ramadhân karena iman dan mengharap pahala,
maka dia diampuni dosanya yang telah lewat.[2]


Juga sabda Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :

إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَا نَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ
وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

Apabila bulan Ramadhân telah tiba, pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dirantai.[3]


Juga sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam, yang artinya,

“Puasa itu adalah perisai. Saat salah diantara kalian sedang berpuasa, janganlah ia berbuat keji dan jangan menyalakan api permusuhan. Jika dia dihina atau diperangi oleh orang lain, hendaknya dia mengatakan, 'Aku sedang berpuasa.'"[4]

Dan sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam, yang artinya,

“Allâh Ta'ala berfirman, ‘Semua amalan manusia untuknya. Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kalinya, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan saya akan membalasnya. Dia meninggalkan tuntutan syahwatnya, tidak makan dan dia tidak minum demi Aku. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan, kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya. Sungguh disisi Allâh, aroma mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih wangi daripada aroma kasturi.”[5]

Saya juga mewasiatkan kepada saudara-saudaraku kaum Muslimin agar tetap istiqâmah pada siang ataupun malam Ramadhân, berlomba-lomba melakukan kebaikan. Diantara perbuatan baik itu adalah membanyak membaca al-Qur’ân sambil mentadabburi dan memahaminya, memperbanyak tasbîh, tahmîd, tahlîl, takbîr, istighfâr, berdoa kepada Allâh Ta'ala agar dimasukan ke surga dan diselamatkan dari siksa neraka dan berbagai do’a kebaikan lainnya.

Tak lupa, saya juga mewasiatkan kepada saudara-saudaraku kaum Muslimin agar memperbanyak shadaqah, membantu orang-orang fakir, miskin, menunaikan zakat dan menyerahkannya kepada yang berhak menerimanya, memperhatikan dakwah, mengajari orang yang tidak tahu, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran dengan cara yang lembut, penuh hikmah dan dengan metode-metode yang bagus bukan yang buruk, istiqâmah diatas al-haq dan senantiasa bertaubat kepada Allâh Ta'ala.

Allâh Ta'ala berfirman, yang artinya,

“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allâh, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
(Qs an-Nûr/24:31)

Juga firman Allâh Ta'ala, yang artinya,

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb Kami adalah Allâh”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan."
(Qs al-Ahqâf/46:13-14)


Semoga Allâh Ta'ala senantiasa memberikan taufik kepada kita semua untuk melakukan segala yang diridhai-Nya dan semoga Allâh Ta'ala melindungi kita semua dari segala fitnah yang menyesatkan serta jebakan setan.

Sesungguhnya Allâh Maha Pemurah lagi Maha Mulia.



[1] Diterjemahkan dari Majmu’ Fatâwâ wa Maqâlât Mutanawwi’ah, 15/48-50

(Majalah As-Sunnah Edisi Khusu (04-05) Tahun XIV)

Qadha' Puasa Bagi yang Menyusui

(Soal Jawab: Majalah As-Sunnah Edisi 06-07/Tahun XI)

Syaikh Muhammad bin Shâlih al-’Utsaimîn rahimahullâh ditanya:

Ada seorang wanita yang puasanya pada bulan Ramadhan batal karena nifas dan tidak bisa meng-qadha‘ karena harus menyusui sampai bulan Ramadhan berikutnya datang. Apa yang wajib ia lakukan?

Beliau menjawab:

Wajib bagi wanita ini berpuasa untuk menggantikan hari-hari puasa yang dibatalkan meskipun setelah Ramadhan kedua. Karena wanita ini tidak mengqadha‘ dengan sebab udzur. Akan tetapi, jika tidak memberatkan baginya untuk mengqadha‘ pada musim dingin meskipun sehari demi sehari, maka ia harus melakukannya meskipun sedang menyusui.

Oleh karena itu, hendaklah wanita ini menguatkan tekad mengqadha‘ Ramadhan sesuai dengan kemampuannya sebelum datang bulan Ramadhan yang kedua. Jika tidak memungkinkannya untuk mengqadha‘, maka tidak mengapa ia menundanya sampai Ramadhan berikutnya.

(Fatâwâ fî Ahkâmish-Shiyâm, Syaikh Muhammad bin Shâlih al-’Utsaimîn, hlm. 381)

Syaikh Muhammad bin Shâlih al-’Utsaimîn ditanya:

Seorang wanita tidak berpuasa pada bulan Ramadhan karena baru melahirkan, dan ia tidak meng-qadha‘-nya. Kejadiannya sudah sangat lama, sementara itu ia tidak bisa berpuasa.

Bagaimanakah hukumnya? Berilah fatwa kepada kami. Semoga Allâh Ta'ala memberikan ampunan kepada Anda?

Beliau menjawab:

Wanita ini wajib bertaubat kepada Allâh Ta'ala dari perbuatannya, karena seseorang tidak boleh menunda qadha‘ Ramadhan sampai bulan Ramadhan (tahun berikutnya) kecuali karena udzur yang dibenarkan syariat. Karena itu, ia wajib bertaubat. Kemudian, jika masih mampu berpuasa meskipun sehari demi sehari, maka hendaklah ia berpuasa. Jika tidak mampu, hendaklah ia memperhatikan; jika ketidakmampuannya itu karena udzur yang bersifat tetap, maka ia harus memberikan makan kepada satu orang miskin sebagai ganti satu hari puasa. Jika ketidakmampuannya itu karena udzur yang bersifat sementara yang diharapkan bisa hilang, maka ia menunggu sampai udzur itu hilang, kemudian setelah itu ia mengqadha‘ apa yang menjadi kewajibannya.

(Fatâwâ fî Ahkâmish-Shiyâm, Syaikh Muhammad bin Shâlih al-’Utsaimîn, hlm. 382)

Shalat Tarawih

(Soal Jawab: Majalah As-Sunnah Edisi 06-07/Tahun XI)

Syaikh Shâlih bin Fauzân hafizhahullâh ditanya:

Bagaimanakah shalat tarawih, tahajjud dan witir Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam dilihat dari jumlah raka'at, cara dan waktunya?

Beliau menjawab:

Riwayat yang shahîh dari Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam bahwa Beliau tidak pernah shalat pada bulan Ramadhan atau bulan lainnya lebih dari sebelas raka’at.[1]

Dalam riwayat lain, tidak lebih dari tiga belas.[2]

Akan tetapi, Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam memperlama berdiri, sujud dan memperbanyak do’a pada saat ruku‘ dan sujud, sampai-sampai diceritakan dalam riwayat Hudzaifah radhiyallâhu'anhu bahwa Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam membaca al-Baqarah, an-Nisâ‘ dan Ali ‘Imran.

Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam membaca dengan pelan-pelan. Beliau berdo’a saat membaca ayat-ayat tentang rahmat, dan memohon perlindungan ketika membaca ayat-ayat tentang siksa Allâh Ta'ala. Jika melewati ayat yang mengandung tasbih, Beliau bertasbih. Waktu ruku‘ Beliau hampir sama dengan lama berdirinya,[3]sujudnya hampir sama dengan ruku’nya.

Inilah sunnah Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam dalam shalat malam dan tahajjud Beliau secara umum. Seorang muslim hendaklah shalat sesuai dengan kemampuannya. Jika dia mengikuti Nabi Shallallâhu 'Alaihi Wasallam maka itu bagus.

Waktu melaksanakan shalat tahajjud ialah sepanjang malam. Akan tetapi, yang paling bagus ialah pada akhir malam, saat Allâh Ta'ala turun pada sepertiga malam terakhir.[4]

(Adapun) cara shalatnya, yaitu shalat dua raka’at-dua raka’at, berdasarkan sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :

صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنىَ مَثْنىَ

Shalat malam itu dua dua.[5]

Sedangkan mengenai witir, disebutkan oleh para ahli ilmu bahwa witir itu, minimal satu raka’at, dan maksimal sebelas atau tiga belas raka’at. Untuk ukuran kesempurnaan yang paling rendah ialah tiga raka’at dengan dua kali salam.

Bagi seorang muslim semestinya shalat bersama imam sampai ia selesai, serta menyempurnakan shalat witir dengan imam. Berdasarkan sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam :

مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

Barangsiapa yang shalat bersama imam sampai imam selesai,
maka dicatat untuknya shalat satu malam.[6]

Jika ingin menambah pada akhir malam, maka dia bisa shalat tahajjud, dan cukup baginya witir yang pertama, tidak perlu mengulangi witir dua kali. Cukuplah baginya shalat witir yang dikerjakan bersama imam, dan setelah itu dia tidak dilarang melakukan shalat tahajjud.

(Al-Muntaqâ min Fatâwâ Fadhilatisy- Syaikh Shâlih bin Fauzân, 4/49-51)

Syaikh Shâlih bin Fauzân hafizhahullâh ditanya:

Apa hukum shalat tarawih dan tahajjud? Kapan waktunya? Berapa jumlah raka’atnya? Bolehkah melakukan shalat tahajjud bagi orang yang sudah melaksanakan shalat sunnah witir setelah tarawih? Haruskah shalat tarawih bersambung dengan shalat ‘Isya`? Maksudnya, tarawih dikerjakan langsung setelah shalat ‘Isya`, atau, jika jama’ah sepakat untuk menunda pelaksanaannya, setelah shalat ‘Isya` mereka bubar dan berkumpul lagi (setelah itu) untuk shalat tarawih, boleh atau tidak?

Beliau menjawab:

Shalat tarawih itu sunnah muakkadah (yang ditekankan), dan dilakukan langsung setelah shalat Isya‘ dan sunnah rawatib-nya. Inilah yang telah dilakukan kaum Muslimin. Sedangkan menunda pelaksanaannya sampai waktu lain (sebagaimana yang ditanyakan), meninggalkan mesjid setelah shalat 'Isya' kemudian kembali lagi ke masjid untuk mengerjakan shalat tarawih, maka perbuatan seperti ini bertentangan dengan kebiasaan yang telah berjalan.

Para ulama menyebutkan, shalat tarawih dikerjakan setelah shalat ‘Isya` dan sunnah rawatib-nya. Seandainya jama’ah menunda pelaksanaannya, kami tidak mengatakan ini haram, akan tetapi hal ini berbeda dengan kebiasaan yang sudah berlaku, yaitu shalat tarawih dikerjakan di awal malam. Inilah yang sudah berlaku. Adapun tahajjud, itu juga sunnah dan memiliki keutamaan yang besar. Shalat tahajjud ialah shalat setelah tidur, terutama pada sepertiga malam terakhir atau sepertiga malam setelah malam. Ini memiliki keutamaan yang agung, berpahala banyak, termasuk shalat sunnah yang terbaik yaitu tahajjud pada malam hari. Allâh Ta'ala berfirman :



Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk)
dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
(Qs al-Muzammail/73: 6)

Dan juga berarti telah mengikuti Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam. Kalau ada seseorang yang shalat tarawih dan shalat witir bersama imam, kemudian ditengah malam ia bangun dan shalat tahajjud, maka hal itu tidak terlarang. Dia tidak perlu mengulangi shalat witir. Cukup baginya shalat witir yang sudah dikerjakan bersama imam. Dia boleh melakukan tahajjud sesuai dengan kemampuannya. Adapun jika ia ingin menunda shalat witir pada akhir malam, maka tidak mengapa, akan tetapi ia tidak mendapatkan pahala mengikuti imam. Yang terbaik untuknya, ialah mengikuti imam dan melakukan shalat witir bersamanya. Berdasarkan sabda Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi Wasallam:

مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

Barangsiapa yang shalat bersama imam sampai imam selesai, maka dicatat untuknya shalat satu malam. [6]

Dia bisa mengikuti imam, witir bersamanya, dan ini semua tidak menghalangi dirinya bangun malam hari dan shalat tahajjud semampunya.

(Al-Muntaqâ min Fatâwâ Fadhilatisy-Syaikh Shâlih bin Fauzân, 3/76-77)



[1]
Lihat Shahih Imam Bukhari (2/47-48), dari hadits ‘Aisyah radhiyallâhu'anha
[2] Lihat Shahih Imam Bukhari (2/45-46), dari hadits ‘Aisyah radhiyallâhu'anha, dan hlm. 45 dari hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallâhu'anhu.
[3] HR Imam Muslim rahimahullâh dalam Shahih-nya (1/536-537), dari hadits Hudzaifah radhiyallâhu'anhu.
[4] Lihat Shahih Imam Bukhari (8/197), dari hadits Abu Hurairah radhiyallâhu'anhu.
[5] Diriwayatkan oleh Imam Bukhari rahimahullâh (2/45), dari hadits Abu Hurairah radhiyallâhu'anhu.
Dan dalam hadits itu diceritakan bahwa ada seseorang yang bertanya: “Wahai, Rasûlullâh. Bagaimanakah cara shalat malam?”
Beliau Shallallâhu 'Alaihi Wasallam menjawab, ”Dua-dua. Jika engkau khawatir Shubuh, maka witirlah dengan satu raka’at.”
[6] Diriwayatkan Abu Dawud rahimahullâh dalam Sunan-nya (2/51), at-Tirmidzi rahimahullâh dalam Sunan-nya (3/147), an-Nasa‘i rahimahullâh dalam Sunan-nya (3/83-84), Ibnu Majah rahimahullâh dalam Sunan-nya (1/420). Semuanya dari hadits Abu Dzar radhiyallâhu'anhu

Rabu, 04 Agustus 2010

Kumpulan Ucapan Selamat Puasa Ramadhan 1431 H / 2010 M


Ramadhan sebentar lagi, bulan suci penuh berkah. Nggak terasa memang, perasaan baru kemarin kita melaksanakan puasa, sekarang sudah mau bertemu lagi dengan bulan puasa. Jatuhnya pada tanggal berapa sih masih belum tahu nih, yang jelas di minggu kedua bulan Agustus yang berarti kurang dari satu bulan lagi dari sekarang.


Nah, sebagai muslim yang beriman, yang mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, kita wajib melaksanakan puasa. Ini adalah salah satu bentuk amalan dari ayat Allah SWT yang memerintahkan kita untuk berpuasa:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. [Quran 2:183]

Dan semoga kita bisa melaksanakannya dengan tulus, ikhlas dan lancar. Amin…

O’iya, dalam menyambut bulan suci ramadhan 1431 H ini, ada lagi satu amalan yang baik untuk kita lakukan yaitu dengan cara mengirim ucapan selamat kepada sanak-saudara, handai-tolan, dan teman-teman kita. Kalau kirim lewat kartu pos sudah bukan zamannya lagi sekarang. Nah kalau lewat sms baru tuh mantebh, karena gak basi dan bisa langsung diterima. Kecuali yang kartunya lemot, hehe… tapi sekarang mah gak ada kayanya.

Wah, kayanya kepanjangan nih pembukaanya. Langsung aja lah, di bawah ini koleksi atau kumpulan Ucapan Selamat Puasa Ramadhan 1431 H:

Puisi Ramadhan

Ada raksasa bLi puLsa..
Ga krasa dah mw puasa…

Brung kk Tua nempLok dijendeLa
jgn Lpa perbnyk pahaLa..

Ada pepaya dmkan jerapah..
Maf’n aq ya klo pny sLah…

happy ramadhan !

Ramadhan Terbaik

Perkataan yg indah adlh ALLAH
Lagu yg merdu adlh ADZAN
Media yg terbaik adlh AL QURAN
Senam yg sehat adlh SHALAT
Diet yg sempurna adlh PUASA
Kebersihan yg menyegarkan adlh WUDHU
Perjalanan yg indah adlh HAJI
Khayalan yg baik adlh ingat akan DOSA&TAUBAT

Hidup ini hanya sebentar..

Hidup ini hanya sebentar..

Bentar marah, bentar ketawa

Betar berduit, bentar boke

Bentar senang, bentar susah

Ooo ye…bentar lagi bulan puasa

Met ramadhan.. mohon maaf lahir bathin..

Marhaban ya ramadhan.,

Jika hati seputih awan jangan biarkan ia mendung.,

Jika hati seindah bulan hiasi dengan senyuman.,

Marhaban ya ramadhan.,

Selamat menunaikan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin…

Marhaban Ya Romadhan

Bile Cande Membuat Ketawe
Hati Bhgie Wajah Cerie
Maaf Dpinte Segale Dose
Smbut Gmbire Puase Yang Mulie
Marhaban Ya Ramadhan 1431H
M’f lhr n bthin

Ramadan Recipe

A Glass of Care
A Plate of Luv
A Spoon of Peace
A Fork of Truth &
A Bowl of Duaas.

Mix with spices of QURAAN.
Enjoy This Meal.
HAPPY RAMADHAN 1431 H

Istiqamah di jalan-Nya

Melihat segalanya dengan hati yang bersih, tanpa mengharap pujian sesama. Semoga menjadi Ramadhan yang berkah,& berdo’amengharap istiqamah di jalan-Nya.Taqabalallahu Minna Waminkum… Selamat Ramadhan 1431H..

Sms Keren Selamat Puasa Ramadhan Untuk Pacar

Marhaban ya rhamadan… ya Allah, kusaMbut dtg’y buLan pEnuh ampUnanmu dg sUka dLam diri beRlumUr doSa, bErharap maMpu m’jaLankn smw pErintahmu dan kembaLi fitrah. Maafkan khilafku, ikhlaskan salahku, [nama pacar kamu] yg kucintai dg hati dan sepenuh hati karnaNya… smg tiap langkah kaki kita mdptkn ridloNya…selamat Ramadhan 1431 H

MarHaban ya Ramadhan…

MarHaban ya Ramadhan…Telah t’buka gerbang Rajab,t’bentang jalan Sya’ban mari kita bersiap menanti hampran taman “RamaDhan” seLamat melangkah mmasukinya.. buLan yang penUh ujian sEmoga kita berhasil mEmenaNgkannya .. MOHON MAAF LAHIR & BATHIN,

Your mistakes has been deleted

80%…

90%…

100%…

Completed.

All of ur mistakes has been deleted from my database. Please restart urself for the changes to takes effect. Happy Ramadhan.. Minal Aidin Walfaidzin..

1 month of ramadan

Wishing u 1 month of ramadan,
4 weeks of barkat,
30 days of forgiveness,
720 hours of guidance,
43200 minutes of purification,
2592000 secs of Nuur..!!

Selamat Ramadhan 1431H

PesoNa RaMaDHaN

LeMbaYung Raj@b MeRedUp Prlhan di SaMbuT dg PsoNa RaMaDHaN KiNi HaRi BeRgAnTi BuLaN SkaLi Lgi Di PeRTMuKaN Dg M@RHaBAN Ya RaMaDH@N SckiN HaTi Dg SgALa MeMaAfKaN…

Sms Ramadhan

Ya Allah……
Perkayalah Saudaraku ini dengan keilmuan
Hiasi hatinya dengan kesabaran
Muliakan wajahnya dengan ketaqwaan
Perindalah fisiknya dengan kesehatan
Serta terimalah amal ibadahnya dengan kelipat gandaan
Karena hanya Engkau Dzat penguasa sekalian alam
Marhaban Ya Ramadhan,,,,,,,,
Mohon maaf lahir dan bathin…..

Hidup ini hanya sebentar..

Hidup ini hanya sebentar..

Bentar marah, bentar ketawa

Betar berduit, bentar boke

Bentar senang, bentar susah

Ooo ye…bentar lagi bulan puasa

Met ramadhan.. mohon maaf lahir bathin..

Marhaban ya ramadhan.,

Jika hati seputih awan jangan biarkan ia mendung.,

Jika hati seindah bulan hiasi dengan senyuman.,

Marhaban ya ramadhan.,

Selamat menunaikan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin…

Untuk sobat dekat

Aku sadar memang bukan teman yang sempurna untuk kamu.
Kesalahan dan kekhilafan. Selalu saja ada diantara kita.
Terutama aku yang sering ngerepotin kamu.
Met puasa dan Maafkan Lahir Batin.

eLu MeMaNg SoBaT gUe YaNg TeRbAiK
sAmPaI tErKaDaNg GaK kErAsA sEenAkNyA
gUe NgAtAiN lUe n NgEjEkIn Lu SeMaUnYa
MaAfiN gUe BuKaN mAksUd NgErEnDaHiN
jUsTrU kArEnA lUe AdAlAh SePeRtI
bAgIaN dArI dIrI gUe
MeT pUaSa Ya!

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Jika semua HARTA adalah RACUN maka ZAKAT-lah penawarnya,
Jika seluruh UMUR adalah DOSA maka TAQWA&TOBAT lah obatnya,
Jika seluruh BULAN adalah NODA maka RAMADHAN lah pemutihnya,MOHON MAAF LAHIR&BATHIN,SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA.

Sms-Ramadhan-Sms-Puasa

Esok adalah harapan sekarang adalah pengalaman kemarin adalah kenangan…yang tak luput dari kekhilafan mohon maaf lahir dan Batin., Semoga RAMADHAN kali ini lebih baik dari RAMADHAN tahun lalu.. amin….

The holy month of Ramadan

The holy month of Ramadan,
For all Muslims has begun.
Praising Allah through the day,
From dawn to dusk we fast and pray.
We pay zakah (charity) for those in need,
Trying hard to do good deeds.


Semoga dapat bermanfaat.

Panduan Puasa Ramadhan




"Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa "( QS Al-Baqarah : 183 ).

1. Puasa Ramadhan hukumnya Fardu `Ain
2. Puasa Ramadhan disyari'atkan bertujuan untuk menyempurnakan ketaqwaan

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN DAN KEUTAMAAN BERAMAL DIDALAMNYA

1. Bulan Ramadhan adalah:
a. Bulan yang penuh Barakah.
b. Pada bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
c. Pada bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
d. Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
e. Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma'shiyat agar menahan diri.

2. Keutamaan beramal di bulan Ramadhan antara lain :

a. Amal itu dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat sampai dengan Ramadhan berikutnya.
b. Menjadikan bulan Ramadhan memintakan syafaa't.
c. Khusus bagi yang puasa disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan untuk memasuki Jannah.

RUKUN PUASA

a. Berniat sejak malam hari
b. Menahan makan, minum, koitus (Jima') dengan istri di siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari (Maghrib),

Wanita yang sedang haidh dilarang puasa sampai habis masa haidhnya, lalu melanjutkan puasanya. Di luar Ramadhan ia wajib mengqadha puasa yag ditinggalkannya selama dalam haidh.

YANG DIBERI KELONGGARAN UNTUK TIDAK PUASA RAMADHAN

Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak puasa Ramadhan, tetapi wajib mengqadha di bulan lain, mereka itu ialah :
a). Orang sakit yang masih ada harapan sembuh.
b) Orang yang bepergian ( Musafir ). Musafir yang merasa kuat boleh meneruskan puasa dalam safarnya, tetapi yang merasa lemah dan berat lebih baik berbuka, dan makruh memaksakan diri untuk puasa.

Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib fidyah (memberi makan sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu mengerjakan puasa karena :
a). Umurnya sangat tua dan lemah.
b). Wanita yang menyusui dan khawatir akan kesehatan anaknya.
c). Karena mengandung dan khawatir akan kesehatan dirinya.
d). Sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh.
e). Orang yang sehari-hari kerjanya berat yang tidak mungkin mampu dikerjakan sambil puasa, dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan.

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

a. Sengaja makan dan minum di siang hari. Bila terlupa makan dan minum di siang hari, maka tidak membatalkan puasa.
b. Sengaja membikin muntah, bila muntah dengan tidak disengajakan, maka tidak membatalkan puasa.
c. Dengan sengaja menyetubuhi istri di siang hari Ramadhan, ini disamping puasanya batal ia terkena hukum yang berupa : memerdekakan seorang hamba, bila tidak mampu maka puasa dua bulan berturut-turut, dan bila tidak mampu, maka memberi makan enam puluh orang miskin.
d. Datang bulan di siang hari Ramadhan ( sebelum waktu masuk Maghrib)

HAL-HAL YANG BOLEH DIKERJAKAN WAKTU IBADAH PUASA

a. Menyiram air ke atas kepala pada siang hari karena haus ataupun udara panas, demikian pula menyelam kedalam air pada siang hari.
b. Menta'khirkan mandi junub setelah adzan Shubuh.
c. Berbekam pada siang hari.
d. Mencium, mencumbu istri tetapi tidak sampai bersetubuh di siang hari (hukumnya makruh)
e. Beristinsyak (menghirup air kedalam hidung) terutama bila akan berwudhu, asal tidak dikuatkan menghirupnya.
f. Disuntik di siang hari.
g. Mencicipi makanan asal tidak ditelan.

ADAB-ADAB PUASA RAMADHAN
1. Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib.
Sunnah berbuka adalah sbb :
a. Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti rutob (kurma muda), kurma dan air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat.
b. Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu.
c. Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : "Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah."

2. Makan sahur. Adab-adab sahur :
a. Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh.
b. Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu Shubuh.

3. Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-qur'an
4. Menegakkan shalat malam/shalat Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir (20 hb. sampai akhir Ramadhan). Cara shalat Tarawih adalah :
a. Dengan berjama'ah.
b. Salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at.
c. Dibuka dengan dua raka'at yang ringan.
d. Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad.
e. Membaca do'a qunut dalam shalat witir.

5. Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada pengampunan maka ampunilah aku.
6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir.
7. Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran.

Cara i'tikaf:
a. Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid.
b. Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak.
c. Tidak mencampuri istri dimasa i'tikaf.

Panduan Puasa Ramadhan menurut Ayat Qur’an dan Hadits

Kewajiban berpuasa dalam Al Qur’an




“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa” [Al Baqarah:183]

Keutamaan berpuasa:

“Diriwayatkan dari Sahl bin Saad r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada Hari Kiamat kelak. Tidak boleh masuk seorangpun kecuali mereka. Kelak akan ada pengumuman: Di manakah orang yang berpuasa? Mereka lalu berduyun-duyun masuk melalui pintu tersebut. Setelah orang yang terakhir dari mereka telah masuk, pintu tadi ditutup kembali. Tiada lagi orang lain yang akan memasukinya” [Bukhari-Muslim]

“Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Setiap hamba yang berpuasa di jalan Allah, Allah akan menjauhkannya dari api Neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun” [Bukhari-Muslim]

Keutamaan bulan Ramadan

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 1793

Wajib berpuasa Ramadan jika melihat hilal awal Ramadan dan berhenti puasa jika melihat hilal awal Syawal. Jika tertutup awan, maka hitunglah 30 hari

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

Dari Nabi saw. bahwa beliau menyebut-nyebut tentang bulan Ramadan sambil mengangkat kedua tangannya dan bersabda: Janganlah engkau memulai puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Ramadan dan janganlah berhenti puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Syawal. Apabila tertutup awan, maka hitunglah (30 hari)

Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 1795

Larangan berpuasa satu atau dua hari sebelum bulan

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Janganlah engkau berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadan, kecuali bagi seorang yang biasa berpuasa, maka baginya silakan berpuasa

Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 1812

Dilarang puasa pada hari raya

“Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Tidak boleh berpuasa pada dua hari tertentu, iaitu Hari Raya Korban (Aidiladha) dan hari berbuka dari bulan Ramadan (Aidilfitri)” [Bukhari-Muslim]

Niat Puasa Ramadhan


Sesungguhnya amal itu tergantung dari niat [Bukhari-Muslim]

Dari Hafshah Ummul Mukminin bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.” [Imam Lima]

Bersahur (makan sebelum Subuh) itu sunnah Nabi

“Diriwayatkan daripada Anas r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Hendaklah kamu bersahur karena dalam bersahur itu ada keberkatannya” [Bukhari-Muslim]

Tips agar kuat berpuasa: minumlah 2 sendok makan madu dan 3 butir korma saat sahur. Sunnah melambatkan sahur.

Dari Zaid bin Tsabit ra., ia berkata: Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah saw. Kemudian kami melaksanakan salat. Kemudian saya bertanya: Berapa lamakah waktu antara keduanya (antara makan sahur dengan salat)? Rasulullah saw. menjawab: Selama bacaan 50 ayat (sekitar 5 menit). (Shahih Muslim No.1837)

Menyegerakan Berbuka Puasa di waktu maghrib

“Diriwayatkan daripada Umar r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Apabila datang malam, berlalulah siang dan tenggelamlah matahari. Orang yang berpuasa pun bolehlah berbuka” [Bukhari-Muslim]

Dari Sahal Ibnu Sa’ad Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Orang-orang akan tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” [Muttafaq Alaihi]

Menurut riwayat Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah ra bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Hamba-hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang menyegerakan berbuka.”

Sunnah berbuka puasa dengan kurma dan air minum (ta’jil) kemudian shalat Maghrib. Setelah itu makan malam.

Dari Sulaiman Ibnu Amir Al-Dlobby bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Jika seseorang di antara kamu berbuka, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air karena air itu suci.” Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim.


Ketika kita berpuasa, kita dilarang berkata kotor, mencaci, atau berkelahi. Hal ini untuk menempa diri kita agar memiliki akhlak yang terpuji:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila seseorang daripada kamu sedang berpuasa pada suatu hari, janganlah berbicara tentang perkara yang keji dan kotor. Apabila dia dicaci maki atau diajak berkelahi oleh seseorang, hendaklah dia berkata: Sesungguhnya hari ini aku berpuasa, sesungguhnya hari ini aku berpuasa” [Bukhari-Muslim]

Puasa yang sia-sia

“Dari Abu Hurairah ra: katanya Rasulullah saw berabda: “Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan berbuat jahat (padahal dia puasa), maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minum” [Bukhari]

Jika kita berpuasa, tapi kita berkata dusta atau menyakiti orang lain, maka sia-sialah puasa kita.

Dilarang bersetubuh pada saat berpuasa

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Seorang lelaki datang menemui Rasulullah s.a.w lalu berkata: Celakalah aku wahai Rasulullah s.a.w. Rasulullah s.a.w bertanya: Apakah yang telah membuatmu celaka?

Lelaki itu menjawab: Aku telah bersetubuh dengan isteriku pada siang hari di bulan Ramadan.

Rasulullah s.a.w bertanya: Mampukah kamu memerdekakan seorang hamba? Lelaki itu menjawab: Tidak.

Rasulullah s.a.w bertanya: Mampukah kamu berpuasa selama dua bulan berturut-turut? Lelaki itu menjawab: Tidak.

Rasulullah s.a.w bertanya lagi: Mampukah kamu memberi makan kepada enam puluh orang fakir miskin? Lelaki itu menjawab: Tidak. Kemudian duduk. Rasulullah s.a.w kemudiannya memberikan kepadanya suatu bekas yang berisi kurma lalu bersabda: Sedekahkanlah ini. Lelaki tadi berkata: Tentunya kepada orang yang paling miskin di antara kami. Tiada lagi di kalangan kami di Madinah ini yang lebih memerlukan dari keluarga kami.

Mendengar ucapan lelaki itu Rasulullah s.a.w tersenyum sehingga kelihatan sebahagian giginya. Kemudian baginda bersabda: Pulanglah dan berilah kepada keluargamu sendiri” [Bukhari-Muslim]

Bangun dari junub tidak membatalkan puasa

“Diriwayatkan daripada Aisyah dan Ummu Salamah r.a, kedua-duanya berkata:: Nabi s.a.w bangkit dari tidur dalam keadaan berjunub bukan dari mimpi kemudian meneruskan puasa” [Bukhari-Muslim]

Lupa tidak membatalkan puasa

Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa lupa bahwa ia sedang berpuasa, lalu ia makan dan minum, hendaknya ia meneruskan puasanya, karena sesungguhnya ia telah diberi makan dan minum oleh Allah.” [Muttafaq Alaihi]

Orang yang sedang dalam perjalanan boleh tidak berpuasa. Tapi wajib menggantinya di lain hari.

Dari Hamzah Ibnu Amar al-Islamy ra bahwa dia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku kuat berpuasa dalam perjalanan, apakah aku berdosa? Maka Rasulullah SAW bersabda: “Ia adalah keringanan dari Allah, barangsiapa yang mengambil keringanan itu maka hal itu baik dan barangsiapa senang untuk berpuasa, maka ia tidak berdosa.” [Bukhari-Muslim]

Orang tua cukup bayar fidyah

Ibnu Abbas ra berkata: Orang tua lanjut usia diberi keringanan untuk tidak berpuasa dan memberi makan setiap hari untuk seorang miskin, dan tidak ada qodlo baginya. Hadits shahih diriwayatkan oleh Daruquthni dan Hakim.

I’tikaf (diam di masjid) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan

Dari ‘Aisyah ra bahwa Nabi SAW selalu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istri beliau beri’tikaf sepeninggalnya. Muttafaq Alaihi.

Dari ‘Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bila hendak beri’tikaf, beliau sholat Shubuh kemudian masuk ke tempat i’tikafnya. Muttafaq Alaihi.

Dari ‘Aisyah ra bahwa Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa meninggal dan ia masih menanggung kewajiban puasa, maka walinya berpuasa untuknya.” Muttafaq Alaihi.

Dari Abu Ayyub Al-Anshory ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawwal, maka ia seperti berpuasa setahun.” Riwayat Muslim.

Malam Lailatul Qadr

Dari Ibnu Umar ra bahwa beberapa shahabat Nabi SAW melihat lailatul qadr dalam mimpi tujuh malam terakhir, maka barangsiapa mencarinya hendaknya ia mencari pada tujuh malam terakhir.” Muttafaq Alaihi.

Dari Muawiyah Ibnu Abu Sufyan ra bahwa Nabi SAW bersabda tentang lailatul qadar: “Malam dua puluh tujuh.” [Abu Daud]

Dari ‘Aisyah ra bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku tahu suatu malam dari lailatul qadr, apa yang harus aku baca pada malam tersebut? Beliau bersabda: “bacalah:



(artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku).” Riwayat Imam Lima selain Abu Dawud.

Nabi biasa melakukan shalat sunnat malam (Tarawih) pada bulan Ramadhan:

Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau.” [Hr Bukhari]

Catatan:

Hadits tersebut sebagian besar berasal dari Al Bayan, dan masih banyak perawinya selain Bukhari dan Muslim seperti Tirmizi, An Nasai, Abu Daud, Ibnu Majah, dan lain-lain.

Media Islam – Belajar Islam sesuai Al Qur’an dan Hadits

www.media-islam.or.id

Sabtu, 08 Mei 2010

KELALAIAN YANG HARUS DIBAYAR MAHAL


  1. Jika orang tua sering menakut-takuti, maka anak menjadi kecil hati, takut, gelisah dan berkeluh kesah
  2. Jika orang tua berbicara tanpa dipikir dahulu, maka anak menjadi lancang dan berlebihan
  3. Jika orang tua  memanjakan dan membiasakan hidup dengan kemewahan, maka anak menjadi egois dan hedonis
  4. Jika orang tua terlalu “Mengulurkan tangan”, maka anak menjadi pemboros
  5. Jika orang tua kasar dan keras, maka anak menjadi kebal dan akrab dengan kekerasan
  6. Jika orang tua kikir maka anak menjadi  merasa kurang, butuh, meminta-minta bahkan mencuri
  7. Jika orang tua kurang kasih sayang maka anak menjadi akan mencari diluar
  8. Jika orang tua penampilan yang lebih diperhatikan anak maka anak menjadi memandang sebelah mata
  9. Jika orang tua Terlalu berprasangka baik, maka anak menjadi bereksperimen dengan buruk
  10. Jika orang tua Terlalu buruk sangka, maka anak menjadi apatis dan skeptis
  11. Jika orang tua Membeda-bedakan perlakuan, maka anak menjadi pendengki dan dendam
  12. Jika orang tua Memberi nama-nama yang buruk, maka anak menjadi anak menjadi minder
  13. Jika orang tua Mendoakan petaka anak, maka anak menjadi menjadi goncang
  14. Jika orang tua Perilaku rendah anak membenarkan, maka anak menjadi meniru  dan membiasakan
  15. Jika orang tua Melarang tanpa merasa salah, maka anak menjadi belajar cuek dan mencari kambing hitam
  16. Jika orang tua mendatangkan keburukan kedalam rumah, maka anak menjadi dekadens
  17. Jika orang tua saling kontradiktif, maka anak menjadi bingung dan tak mempercayai keduanya
  18. Jika orang tua banyak problem dengan kurang cerdas, maka anak menjadi murung
  19. Melimpahkan pendidikan pada orang lain, maka anak menjadi merasa  bukan dalam keluarga
  20. Jika orang tua bebaskan bergaul dengan bebas, maka anak menjadi Memilihnya sebagai cara  hidup
  21. Jika orang tua abaikanan bacaan anak, maka anak menjadi belajar hipokrit
  22. Jika orang tua abaikan hobi anaknya, maka anak menjadi merasa “sempit” hidupnya
  23. Jika orang tua meremehkan, maka anak menjadi tidak mempercayakan masalahnya
  24. Jika orang tua mendidik kurang tanggung jawab, maka anak menjadi “Enggan”
  25. Jika orang tua tidak ajarkan koreksi diri, maka anak menjadi merasa benar pada setiap tindakannnya
  26. Jika orang tua tidak perhatikan fase perkembangan, maka anak menjadi terlambat matang atau terlalu cepat “Tua”
  27. Jika orang tua  bergembira ketika ada orang kena musibah, maka anak menjadi Tumpul kepekaan sosial dan Empati
  28. Jika orang tua memilih sekolah buruk, maka anak menjadi sukar diharapkan dan under achiever
  29. Jika orang tua tenggelam dalam limbah modernitas, maka anak menjadi hedonik
  30. Jika orang tua membela anak dihadapan mereka, maka anak menjadi iseng, tak bertanggung jawab serta pengecut
  31. Jika orang tua meremehkan dan kurang antusiasme, maka anak menjadi ragu dan menutup diri
  32. Jika orang tua selalu minta didahulukan, maka anak menjadi egois dan berjiwa juragan
  33. Jika orang tua  tak tahan dengan rengekan dan tangisan, maka anak menjadi  merekam bahwa semua akan tercapai dengan keduanya
  34. Jika orang tua tak tahan desakan anak, maka anak menjadi memperbudak orang tuanya

SEBELAS PESAN ANAK PADA ORANG TUA


Jangan memarahi kami didepan orang lain, Saya lebih suka ditegur bersama ibu dan bapak saja
Janganlah takut bersikap tegas pada saya,Jika hal itu membuat saya selamat
Tak usah cerewet dan bertele-tele,Saya tak akan merendahkan dan bersikap tuli
Jangan terlalu sering berjanji, karena saya akan sangat kecewa, jika janji itu tidak ditepati
Dengarlah dengan teliti apabila saya bertanya, apalagi mengadu
Jangan menyebu saya keterlaluan,karena saya selalu ingin tahu dan ingin mencoba.
Tolong mengerti saya, karena dari masa ke masa saya semakin besar, dan saya paling benci bila disebut”anak kecil”
Tolong jangan paksa saya melakukan sesuatu yang saya belum mampu, karena saya akan melawan
Tak perlu membantu secara berlebihan, biarlah saya mempelajari sesuatu meskipun melalui jalan yang sukar
Jangan suka mengungkit kesalahan dan kelemahan saya, daripada kelebihan, prestasi dan perilaku baik yang pernah saya lakukanSaya lebih mudah mempelajari sesuatu dengan lebih berkesan,
apabila memperhatikanperbuatan ibu dan bapak, dari pada kritikan

ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPAN


By Dorothy Law Nolte

Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia akan belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia akan belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia akan belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia akan belajar menahan diri
Jika akan dibesarkan dengan dorongan, maka ia akan belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan puian maka ia akan belajar menghargai
Jika anak dibesarkan denan sebaik-baik perlakuan,maka ia akan belajar adil
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia akan belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, Maka ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
maka akan belajar menemukan cinta dalam hidup

Senin, 03 Mei 2010

Orang-Orang Beriman Itu Bersaudara!

dakwatuna.com - “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat: 10)

Ayat ini dinamakan dengan ayatul ukhuwwah karena berbicara tentang konsepsi Qur’ani yang baku bahwa setiap orang yang beriman terhadap orang lain yang seakidah dengannya adalah bersaudara. Konsep ukhuwwah yang berlandaskan iman ini tepat berada di pertengahan surah Al-Hujurat yang dinamakan juga dengan surah ‘Al-Adab’ karena isi kandungannya yang sarat dengan pembicaraan tentang adab dalam maknanya yang luas; adab dengan Allah, adab dengan RasulNya, adab dengan diri sendiri dan adab dengan sesama orang yang beriman.

Sesungguhnya perbedaan adalah sunnatullah yang tidak akan berubah. Di sinilah iman yang berbicara menyikapi perbedaan tersebut dalam bingkai akidah.

Secara redaksional, keterkaitan dan hubungan antar orang yang beriman begitu erat digambarkan dalam ayat di atas karena menggunakan istilah ‘ikhwah’ bukan ikhwan yang secara bahasa ikhwah bermakna saudara sekandung yang mempunyai hubungan dan ikatan darah keturunan. Seolah-olah mengisyaratkan sebuah makna yang dalam bahwa ikatan ideologis sama kuatnya dengan ikatan nasab, bahkan seharusnya lebih besar dari itu. Di sini mengandung arti bahwa keimanan seseorang masih harus diuji dengan ujian persatuan dan persaudaraan tanpa memandang ras, suku, dan bangsa. Rasulullah mengingatkan eratnya hubungan antar orang beriman dengan tamsil yang indah, “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain ibarat satu bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya. Kemudian Rasulullah menggenggam jari-jemarinya.” (Bukhari & Muslim)

Yang menarik perhatian di sini, pembicaraan Allah tentang kesatuan umat yang dominan dalam surah ini didahului dengan perintah untuk mendahulukan Allah dan RasulNya atas selain keduanya dalam semua aspek. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului atas (aturan) Allah dan RasulNya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Hujurat: 1). Hal ini menunjukkan bahwa Allah sebenarnya sangat menginginkan kebaikan untuk hamba-hambaNya yang beriman. Untuk itu, Allah mencabut dari dalam hati mereka sifat kufur, fasik, dan kemaksiatan sehingga mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan inilah sesungguhnya kenikmatan dan keutamaan yang tidak terhingga bagi setiap muslim yang tercermin dalam ungkapan Allah “Fadhlan minallah wani’mah”.

Sayyid Quthb menyimpulkan berdasarkan ayat di atas bahwa taat kepada Allah dan RasulNya merupakan benteng yang kokoh untuk menghindari perpecahan dan pertikaian yang akan merapuhkan kekuatan dan persatuan umat. Karena dengan mendahulukan taat kepada Allah dan RasulNya, maka akan lenyaplah benih-benih pertikaian yang kebanyakannya berawal dari perbedaan cara pandang yang bersumber dari hawa nafsu yang diperturutkan. Sehingga mereka masuk ke dalam kancah peperangan dalam keadaan menyerahkan segala urusan secara totalitas kepada Allah swt. Inilah faktor yang sangat fundamental bagi kebaikan generasi terbaik dari umat ini sepanjang sejarah.

Di sini jelas, konsekuensi dari ukhuwwah seperti yang ditegaskan oleh ayat ukhuwah di atas adalah adanya sikap saling menyayangi, memberikan kedamaaian, keselamatan, saling tolong menolong, dan menjaga persatuan. Inilah prinsip yang harus ditegakkan dalam sebuah masyarakat muslim. Sedangkan perselisihan dan perpecahan merupakan pengecualian dari sebuah ukhuwah yang harus dihindari. Maka memerangi kelompok yang merusak persatuan dan ukhuwah umat adalah dibenarkan, bahkan diperintahkan dalam rangka melakukan ishlah dan mengembalikan mereka ke dalam barisan kesatuan ini. “Maka perangilah kelompok yang melampaui batas sehingga mereka kembali kepada aturan Allah swt.” (Al-Hujurat: 9)

Dalam hal ini, Rasulullah saw. memberi motivasi akan pentingnya menjaga keutuhan umat dengan menjaga persaudaraan diantara mereka, “Sesungguhnya kedudukan seorang mukmin di kalangan orang-orang beriman adalah seperti kepala dari tubuhnya. Ia akan merasa sakit jika badannya sakit.” (Imam Ahmad). Nash hadits yang mirip dengan ini adalah sabda Rasulullah yang bermaksud, “Perumpamaan orang-orang beriman dalam kecintaan, kelembutan dan kasih sayang di antara mereka ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota sakit, maka seluruh anggota turut merasakannya dengan tetap berjaga dan demam.” (Muslim & Ahmad). Dalam riwayat Muslim juga dinyatakan, “Orang-orang yang berlaku adil akan berada di atas mimbar yang bercahaya di hari kiamat. Yaitu mereka yang berlaku adil dalam urusan orang-orang muslim dan tidak berlaku dzalim.” Kemudian Rasulullah membaca ayat ukhuwah di atas. Maka ayat ini merupakan ilat dari perintah untuk melakukan ishlah terhadap sesama muslim untuk memelihara dan membangun ukhuwah antar mereka.

Pada tataran kaidah ilmu Al-Qur’an, meskipun ayat ini turun karena sebab tertentu, namun ayat ini merupakan ayat muhkam yang harus dijadikan sebagai kaidah umum yang bersifat universal yang akan tetap berlaku bagi setiap kejadian di tengah-tengah komunitas kaum beriman, karena iman dan ukhuwwah merupakan harga yang sangat mahal, sampai Allah tetap menamakan mereka ‘orang yang beriman‘ meskipun terjadi perselisihan, bahkan peperangan di antara dua golongan tersebut seperti yang ditegaskan dalam firmanNya, “Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya.” (Al-Hujurat: 9). Inilah realitas Qur’ani yang sangat mungkin terjadi pada siapapun dan kelompok manapun. Namun tetap Allah mengingatkan satu prinsip, yaitu ukhuwah dan persatuan umat merupakan modal untuk meraih rahmat Allah swt. seperti yang tercermin dari petikan ayat terakhir ‘La’allakum turhamun’ supaya kamu mendapat rahmat.

Ayat-ayat selanjutnya berbicara tentang tips Qur’ani untuk memelihara dan menjaga keberlangsungan ukhuwwah. Di antaranya: pertama, siap menerima dan melakukan Ishlah (fa’ashlihu bayna akhawaikum). Kedua, menghindari kata-kata hinaan/olok-olokan (la yaskhar qaumun min qaumin). Ketiga, menghindari su’udz zhan (ijtanibu katsiran minadz dzan). Keempat, menghindari ghibah dan mencari-cari kesalahan (la tajassasu wala yaghtab ba’dhukum ba’dhan). Seluruh etika dan adab ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang senantiasa dipandu dan merujuk kepada barometer iman.

Sesungguhnya setan memang telah berputus asa dari membujuk dan menggoda manusia agar menyembahnya di jazirah Arab. Maka mereka akan senantiasa menyemai benih permusuhan dan pertikaian di antara orang-orang yang beriman. Maka ishlah harus dilakukan dengan cara apapun –meskipun menurut Syekh Sholih bin Al-Utsaimin– harus mengorbankan segalanya, karena hasil aktivitas ishlah itu selalu baik, dan itu demi menjaga kesatuan umat. “Wash-Shulhu Khair”.

Syekh Musthafa Masyhur dalam bukunya “jalan dakwah” mengingatkan betapa penting dan perlunya bersaudara karena Allah dalam konteks dakwah dan keumatan. Inilah yang pertama sekali Rasulullah lakukan ketika mempersaudarakan antara orang-orang muhajirin dan Anshor. Merekalah contoh teladan yang indah dan agung tentang cinta dan ikrar yang mengutamakan persaudaraannya lebih dari segalanya. “Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 9)

Saatnya kita mulai melihat sejauh mana peran kita di dalam membangun dan memelihara kesatuan umat Islam. Jangan sampai kemudian kita justru menjadi pelopor atau provokator terjadinya perpecahan umat. Karena dakwah Islam adalah dakwah yang dibangun di atas prinsip persaudaraan sesuai. Dalam kamus generasi awal umat Islam, menjaga keutuhan dan kesatuan umat merupakan amal prioritas yang menduduki peringkat pertama dari amal-amal yang mereka lakukan. Dan sarananya adalah dengan memelihara, membina, dan memperkuat tali persaudaraan antar mereka yang sesungguhnya sejak awal telah diikat oleh Allah ketika seseorang menyatakan keIslamannya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara.”

Keharusan Beramal

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ
إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

.Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105)

Ayat ini menurut Imam Ar-Razi mengandung seluruh yang dibutuhkan seorang mukmin baik mengenai agama, dunia, kehidupan, dan akhiratnya. Dari susunan kata dalam ayat tergambar dua hal: di satu sisi tampak nada targhib (dorongan) bagi orang-orang yang taat, dan di sisi lain nampak nada tarhib (ancaman) bagi orang-orang yang berbuat maksiat. Maksudnya, bersungguh-sungguhlah kamu untuk berbuat sesuatu demi masa depanmu karena segala perbuatanmu akan mendapatkan haknya di dunia maupun di akhirat. Di dunia perbuatan tersebut akan disaksikan Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Jika berupa ketaatan, ia akan mendapatkan pujian dan pahala yang besar di dunia dan akhirat. Namun, jika berupa kemaksiatan ia akan mendapatkan hinaan di dunia dan siksaan yang pedih di akhirat. (Imam Ar-Razi. Mafatihul ghaib. Bairut, Darul fikr, 1994, vol. 16, h. 192).

Syeikh Rasyid Ridha dalam tafsirnya Al-Manar menerangkan makna ayat tersebut begini: Wahai Nabi, katakan kepada mereka bekerjalah untuk dunia, akhirat, diri dan umatmu. Karena yang akan dinilai adalah pekerjaanmu, bukan alasan yang dicari-cari; pun bukan pengakuan bahwa Anda telah berusaha secara maksimal. Kebaikan dunia dan akhirat pada hakikat tergantung pada perbuatan Anda. Allah mengetahui sekecil apapun dari perbuatan tersebut, maka Allah menyaksikan apa yang Anda lakukan dari kebaikan maupun keburukan. Karenanya, Anda harus senantiasa waspada akan kesaksian Allah, baik itu berupa amal maupun berupa niat, tidak ada yang terlewatkan. Semuanya tampak bagi-Nya. Oleh sebab itu Anda harus senantiasa menyempurnakannya (itqan), ikhlas, dan mengikuti petunjuk-Nya dalam menjalankan ketaatan sekecil apapun (lihat, Rasyid Ridha. Tafsir Al Manar. Tanpa tahun, vol. 11, h. 33).

Pada intinya, ayat di atas menegaskan pentingnya beramal. Bahwa, yang akan menjadi tolok ukur keselamatan seseorang di dunia maupun di akhirat bukan semata konsep yang ia hafal, melainkan sejauh mana ia mampu mengamalkan teori yang telah diketahuinya. Al-Qur’an malah mengecam seorang yang hanya pandai ngomong tapi tidak mengerjakannya (Ash-Shaf: 2-3). Rasulullah saw. bukanlah sosok yang hanya pandai memberi nasihat, melainkan seluruh amalnya merupakan nasihat. Siti Aisyah ketika ditanya bagaimana akhlak Rasulullah saw., ia menjawab bahwa akhlaknya adalah Al-Qur’an. (HR. Ahmad, no. 216).

Amal Sebagai Inti Keimanan

Kalimat wa quli’malu adalah perintah. Ini berarti keharusan untuk beramal. Akidah tanpa amal akan menjadi kering, karena amal bagi akidah ibarat air bagi sebuah pohon. Pernyataan para ulama bahwa iman naik turun (yaziidu wayanqus) maksudnya ia naik dengan amal shalih dan turun dengan kemaksiatan. Cermin akidah ada diri seseorang adalah amal yang ia lakukan. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang selalu menggabung antara iman dan amal: Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran (Al-Ashr: 2-3, lihat juga Al-Bawarah: 62 dan Al-Maidah: 69).

Dalam Surat Al-Mu’minun ayat 1-10, Allah menyebutkan tanda-tanda seorang yang beriman dengan amalnya: Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya, serta memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi.

Rasulullah saw. seringkali menyebutkan tanda-tanda keimanan dengan amal. Anas r.a. meriwayatkan Rasulullah bersabda: “Seorang tidak disebut beriman sampai ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari, no. 13). Imam Bukhari dalam buku Sahihnya menulis judul khusus: Bab man qaala innal iman huwal amal (orang yang mengatakan iman adalah amal), di dalamnya ia menyebutkan ayat Az-Zukhruf: 72 dan hadits riwayat Abu Hurairah: bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya, perbuatan apa yang paling utama. Beliau berkata: “Iman kepada Allah dan RasulNya.” Kemudian apa? “Jihad di jalan Allah.” Kemudian apa? “Haji mabrur.” (HR. Bukhari, no. 26).

Ketika menjelaskan mengenai bagaimana seharusnya seorang muslim, Rasulullah tidak hanya menggambarkan hal-hal yang berkenaan dengan ibadah mahdlah (ritual), melainkan banyak hal yang berkaitan langsung dengan amal sosial. Ibn Amr meriwayatkan Rasulullah saw. bersabda: “Seorang muslim adalah yang tidak menyakiti orang muslim lainnya dengan lidahnya dan tangannya, dan seorang muhajir adalah yang hijrah dari larangan Allah swt.” (HR Bukahri, no. 10). Dalam sebuah peristiwa diceritakan bahwa seorang bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai apa yang terbaik dalam ber-Islam? Rasulullah menjawab: “Kau memberi makanan dan mengucapkan salam kepada orang lain, baik kamu kenal maupun tidak.” (HR Bukhari, no. 12).

Amal Sebagai Bukti Kepribadian

Pada kalimat berikutnya Allah berfirman: fasayarallah alamakum, tidak ada sekecil apapun dari yang Anda lakukan kecuali akan mendapatkan balasannya. Tidak ada kata yang terucap dari lidah Anda, kecuali terekam secara lengkap: mayalfidzu minqaulin illa ladaihi raqiibun atiid. Lebih kecil dari atom pun amal Anda akan tetap menjadi kredit poin dari perjalanan hidup Anda. Bila perbuatan itu baik, simpanan amal baik Anda di akhirat akan bertambah. Dan, bila perbuatan Anda jelek, simpanan amal Anda akan jelek. Famayya’mal mittsqaal dzarratiin khairan yarah, wamayya’mal mitqaala dzarratin syarrayarah. Jadi, pribadi Anda hanya ditentukan oleh kedua pilihan ini: bila Snda salah memilih, Anda akan sengsara selama-lamanya. Tapi, bila pilhan Anda benar, Anda akan selamat dan bahagia di dunia dan akhirat. Itulah makna doa yang selalu Anda panjatkan: “rabbanaa aatina fidunya hasanah wafil akhirati hasanah waqinaa adzaabannaar.“(Al-Baqarah: 201).

Dengan menyadari hakikat ini, bila Anda melakukan kebaikan, Anda tidak akan risau, sekalipun tidak ada seorang pun yang memuji Anda. Bagi Anda berbuat baik adalah cicilan membangun kebahagiaan akhirat. Apapun bentuk kebaikan tersebut. Kecil maupun besar, tampak hina di depan mata manusia atau tidak, dalam kesunyian maupun di tengah keramaian, menghasilkan uang atau tidak. Pribadi Anda selalu tampak istiqamah, tidak berwarna-warnai. Popularitas bukan ukuran, karena hakikat fasayarallah amalakum telah terpatri sedemikian kuat dalam keyakinan Anda. Bila jalan ini yang Anda pilih, Anda akan selalu produktif. Simpanan pahala Anda akan selalu bertambah. Dan hidup Anda akan selalu tenang, karena tabiat pahala tidak akan pernah mengantarkan Anda kecuali kepada ketenangan hidup. Dari sisi ini tampak apa yang dikatakan Imam Ar-Razi bahwa ayat ini merupakan targhiib (pendorong) bagi orang-orang yang taat kepada Allah untuk senantiasa beramal dan terus beramal.

Namun, bila Anda melakukan keburukan, Allah juga akan menyaksikannya, fasayarallahu amalakum. Perlu digarisbawahi di sini bahwa keburukan dalam terminologi Islam tidak hanya identik dengan perzinaan, mabuk-mabukan, pencurian, korupsi, dan lain sebagainya, melainkan wudhu’ Anda yang tidak sempurna, shalat Anda yang asal-asalan itu juga kemaksiatan. Di Hari Kiamat kaki yang tidak dibasuh secara lengkap ketika berwudlu’ akan masuk neraka (HR Bukhari, no. 165). Shalat yang tidak sempurna bacaan dan gerakannya, tidak dianggap shalat. Rasulullah saw. pernah menyuruh sahabatnya untuk shalat lagi karena sebagian gerakannya tidak sempurna (HR. Bukhari, no. 757).

Dalam berdakwah pun jika Anda tidak melakukannya dengan penuh kesungguhan (baca: asal-asalan), itu juga kemaksiatan. Mengapa Anda berbuat untuk Allah asal-asalan? Perhatikan, Allah senantiasa mengingatkan dalam Al-Qur’an bahwa tidak ada di bumi dan langit dari ciptaan-Nya yang dibuat dengan main-main. Semua Allah tegakkan dengan penuh kesempurnaan. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah (Al-Mulk: 3-4).

Dari sini tampak bahwa bahwa ayat ini mengandung tarahiib (ancaman) bagi orang-orang yang tidak mentaati Allah sebagaimana mestinya. Az-Zamakhsyari berkata: ayat ini merupakan ancaman bagi mereka sekaligus peringatan akan akibat yang harus mereka jalani jika terus menerus bergelimang dalam kemaksiatan (lihat, Az Zamakhsyari, al kasysyaaf (Mansyratul balaghah) vol. 2, h. 308).

Lalu mengapa Allah menambahkan setelahnya kalimat warasuluhu wal mu’minun (bukankah sudah cukup dengan kesaksian Allah)? Imam Ar-Razi mengutip jawaban Abu Muslim, “Rasulullah dan orang-orang mukmin adalah saksi yang Allah pilih.” Wakadzalika ja’alnakum ummatan wasathan (Al-Baqarah: 143). Dalam ayat lain fakaifa idzaa ji’na min kulli ummatin bisyahiid waji’na bika alaa haaulaai syahiida (An-Nisa: 41) (lihat. Imam Ar Razi, mafatiihul ghaib: vol. 16, h. 194).

Dalam riwayat Anas r.a. diceritakan: Pernah suatu hari sebuah jenazah dibawa melewati sekelompok para sahabat Rasulullah saw, melihat itu mereka menyebutkan kebaikan si mayit, Nabi menjawab: wajib. Setelah itu mayit yang lain lagi dibawa. Para sahabat yang melihatnya tidak memujinya, bahkan menilainya tidak baik. Nabi menjawab: wajib. Umar lalu bertanya: Apa maksud dari pernyataan wajib yang diucapkan Nabi? Nabi menjawab: mayit pertama yang kamu sebut kebaikannya wajib masuk surga, sementara mayit kedua yang kamu sebut keburukannya wajib masuk neraka. Kamu semua adalah saksi Allah di bumi. (HR. Bukhari, no. 181, Muslim, no. 949).

Iklash Dasar Segala Amal

Kalimat berikutnya berbunyi: wasaturadduun ilaa aalimil ghaib wasy syahadah. Ibn Abbas mengatakan, al ghaib yang dirahasiakan, dikerjakan secara sembunyi-sembunyi; dan asy-syahadah yang dikerjakan secara terang-terangan. Imam Ar-Razi berkata: al ghaib bisa dimaksudkan segala yang terbetik dalam hati, berupa niat baik atau buruk, dan asy-syahadah adalah segala perbuatan yang diragakan (lihat Imam Ar Razi, mafaatihul ghaib, vol. 16, h. 194). Dari sini tampak bahwa setiap perbuatan harus senantiasa serasi antara niat dan tingkah laku. Hilangnya keserasian ini akan melahirkan ketimpangan, kalau tidak dikatakan sia-sia sama sekali. Bila direnungkan secara mendalam, paduan utuh antara fasayarallahu amalakum dan kalimat sesudahnya wasaturadduun ilaa aalimil ghaib wasy syahadah, maka akan tergambar bahwa niat sebagai pengantar setiap perbuatan harus karena Allah dan untuk semata mencapai ridha-Nya. Karena, Dia-lah yang akan menilainya.

Dengan demikian tampak bahwa setiap perbuatan terdiri dari dua unsur: niat yang mengantarkan dan perbuatan yang diragakan. Niat saja tidak cukup, melainkan harus tercermin dalam perbuatan. Perbuatan pun harus sesuai dengan petunjuk-Nya, bukan karangan akalnya sendiri. Perbuatan apa pun yang tidak sesuai dengan petunjuk-Nya (baca: kemaksiatan) sekalipun dihantarkan dengan niat yang ikhlas juga tidak akan diterima di sisinya. Sebaliknya, perbuatan yang benar secara syariah, tapi niat yang mengantarkannya tidak ikhlas, juga akan menggiring pada kecelakaan.

Dalam sebuah hadits Rasulullah pernah menyebutkan tiga orang yang sama-sama melakukan perbuatan baik secara dzahir, tetapi karena niatnya salah akhirnya ketiganya sama-sama masuk neraka: pertama, seorang berperang di jalan Allah dengan niat supaya dibilang pemberani; kedua, seorang mengajarkan Al-Qur’an supaya dibilang alim; ketiga, seorang menginfakkan hartanya supaya dibilang dermawan (lihat Sahih Muslim, no. 1514). Ustadz Sayed Quthub mengatakan: Islam adalah manhaj yang realistis, gelora niat dan semangat tidak akan berdampak apa-apa sepanjang tidak diterjemahkan dalam gerakan nyata. Memang, diakui bahwa niat yang baik mempunyai posisi tertentu dalam Islam. Yetapi niat saja belum cukup untuk membangun pahala, sebab ia akan dihitung setelah tercermin dalam bentuk perbuatan. Begitu perbuatan muncul, di sini peranan niat menentukan kualitasnya. Inilah makna hadits: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya.” Perhatikan, dalam hadits ini perbuatan digabung dengan niat, bukan niat saja. (Sayed Quthub. Fii dzilalil Qur’an. Bairut, Darusy syuruq, 1985, vol. 3, h. 1709).

Keikhlasan (sihhatun niyah) dan benarnya perbuatan (sihhatul amal) adalah inti utama yang sangat menentukan. Keduanya adalah cerminan dari seluruh rangkaian kata dan kalimat dalam ayat di atas. Ibarat dua sayap bagi burung, ikhlas dan kebenaran amal akan mengantarkan pelakunya kepada tujuan yang didambakan. Sudah barang tentu seekor burung tidak akan bisa terbang hanya dengan satu sayap. Perhatikan bagaimana Allah mengancam seorang yang shalat –padahal shalat adalah ibadah yang sangat mulia dan utama dalam Islam– hanya karena niatnya salah. Allah berfirman: Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Al-Ma’un: 4-7).

Amal Yang Terus Menerus

Kalimat demi kalimat dari ayat di atas, bila dipahami secara utuh dan benar akan melahirkan sikap sebagai berikut:

1. Kesadaran akan makna hidup yang Allah jatahkan hanya untuk beramal shalih. Bila orang mengatakan “waktu adalah uang”, bagi seorang muslim “waktu adalah amal shalih”. Karena, hidup akan menjadi hampa dan sia-sia bila tidak diisi dengan amal shalih.

2. Amal shalih maksudnya adalah amal yang dilakukan dengan niat yang ikhlas sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Inilah prinsip yang dibangun dari ayat: fasayarallahu amalakum warasululuh wal mukminuun.

3. Dari prinsip tersebut akan tercermin amal yang terus mengalir. Tidak pernah berhenti. Karena, ia tahu tidak ada sekecil apapun dari perbuatannya kecuali terekam secara utuh dan dikembalikan kepada Allah alimul ghaibi wasy syahadah sesuai dengan bentuk dan kualitasnya. Tidak ada yang tertinggal. Semuanya akan mendapatkan balasan yang setimpal.

4. Inilah makna dari ayat penutup fayunabbiukum bimaa kuntum ta’lamuun, Allah tahu segala apa yang kamu lakukan, maka Ia akan memberikan balasan sesuai dengan haknya, tidak ada yang dizhalimi.