Jama'ah Penuh Berkah

Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqah antara qiyadah dan jundiyah menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan.

Bekerja Untuk Indonesia

Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (9:105)

Inilah Jalan Kami

Katakanlah: Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik. (12:108)

Biduk Kebersamaan

Biduk kebersamaan kita terus berjalan. Dia telah menembus belukar, menaiki tebing, membelah laut. Sayatan luka, rasa sakit, air mata adalah bagian dari tabiat jalan yang sedang kita lalui. Dan kita tak pernah berhenti menyusurinya, mengikuti arus waktu yang juga tak pernah berhenti.

Kesungguhan Membangun Peradaban

Semua kesungguhan akan menjumpai hasilnya. Ini bukan kata mutiara, namun itulah kenyataannya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang diusahakan dengan sepenuh kesungguhan.

Sabtu, 17 April 2010

Membuat Pelajaran Matematika Menyenangkan

Banyak siswa tidak menyukai pelajaran matematika, merupakan sebuah fakta yang dapat diperbaiki melalui sebuah cara sederhana yang dapat dikerjakan oleh seorang guru ketika merencanakan dan melakukan pembelajaran matematika.

Ketika banyak siswa yang takut terhadap pelajaran matematika, atau terlihat bosan, seorang guru perlu melakukan segala sesuatu yang dapat membuat pelajaran matematika menarik. Siswa yang menyukai pelajaran matematika mampu memperoleh hasil yang baik pada standar kompetensi yang telah ditentukan. Oleh karena itu perlu bagi seorang guru untuk melakukan segala sesuatu untuk menolong siswa agar merasa senang dengan pelajaran matematika.

Jika seorang guru tidak menyenangi terhadap suatu subyek (pelajaran), maka para siswanya juga tidak akan menyenangi pembelajarannya. Semakin banyak energi positif yang dimiliki seorang guru terhadap sebuah subyek (pelajaran), akan semakin menyenangkan pembelajarannya. Seorang guru yang tidak menyukai matematika mempunyai tingkat energi yang lebih rendah dibandingkan seorang guru yang menyukai matematika. Semakin banyak energi yang guru masukkan ke dalam perencanaan dan pembelajaran, akan menjadikan pelajaran semakin menyenangkan, sehingga siswa akan lebih antusias dan bergairah.

Ketika membuat perencanaan untuk pelajaran matematika, perlu mewujudkannya dengan kreatif, membentuk pelajaran matematika interaktif yang melibatkan para siswa dalam proses pembelajaran. Jika memungkinkan, rencanakan aktifitas yang akan menjadikan siswa-siswa berdiri dan bergerak di dalam atau di sekitar kelas. Beberapa tips untuk perencanaan (pembelajaran) matematika sebagai berikut:

* Fokuskan pada satu kemampuan matematika guna menjamin kedalaman pembelajarannya
* Antisipasi perlunya menyediakan bantuan tambahan untuk siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar
* Rencanakan kegiatan tambahan untuk menjamin bahwa siswa-siswa berkemampuan maju memperoleh sesuatu yang menarik untuk dilakukan
* Rencanakan permainan-permaian matematika jika memungkinkan
* Rencanakan kerja kelompok yang memberikan kesempatan bagi yang siswa-siswa yang maju membantu siswa-siswa yang lambat belajarnya.

Disadur dari: http://lesson-plan help.suite101.com/article.cfm/how_to_make_math_class_fun

POLAMATIKA

POLAMATIKA adalah teknik hitung cepat perkalian,pembagian,pangkat dan akar menggunakan pola bilangan. Contoh untuk pola perkalian :
47 x 2 = 8 ( dibayangkan 4x2=8 dan 7x2=14, ditulis terpisah)
1
(9) 4
Pola ini berlaku sampai perkalian berapapun :
84 x 3 = 24
1
(25) 2 ( hanya butuh menulis 6 angka )
Bandingkan dengan teknik bersusun :
84
3
------
12
240
------- +
252 ( dibutuhkan menulis 11 angka )
Artinya, penggunaan Polamatika akan lebih mempercepat perhitungan (menulis 6 angka dibandingkan menulis 11 angka)
* by : Dradjad Premadi, penulis Buku POLAMATIKA

Apa penyebab siswa sering terlambat?

Masalah yang sering dan paling sering terjadi di Sekolah baik tingkat dasar maupun menengah adalah Keterlambatan Siswa...
Penyebab :
1. Sekolah : System atau perangkat yang ada di sekolah tersebut tidak begitu disiplin (Manja)
2. Guru : Tidak adanya jiwa untuk mendidik terhadap siswa.
3. Siswa : Tekanan sekolah maupun tekanan di rumah.
4. Orang Tua : Bagaimana orang anak mau disiplin sedangkan orang tua tidak demikian.
Kesimpulannya adalah Sistem di sekolah maupun dirumah Harus ada keseimbangan yang relefan.
Jadilah anda sebagai guru kesayangan anak-anak. Dengan begitu anak akan mendengar apa yang anda katakan. Ingat kita juga dulu sebagai siswa. 
Siswa akan mempunyai nilai matematika dengan predikat lebih baik bukan berarti anak itu pandai tetapi selain siswa itu ada talenta juga Siswa tersebut pasti senang terhadap Guru MP. Ingat rangkullah siswa bukan cuek terhadap siswa. Banyak yang jadi guru tetapi tidak memahami guru itu sebenarnya. Bukan saja melengkapi Kesiapan Perangkat Mengajar baik dari silabus, RP, Prota, Prosem dan lupa Talenta siswa itu sendiri. Jika anda lupa tentang talenta siswa itu sendiri maka saya rasa anda akan tidak mencapai tujuan yang sempurna dan siswa itu akan selalu bandel dikarenakan paksaan dari Sistem Yang Anda Lakukan. 
Majukan dunia pendidikan di Indonesia.

Kamis, 15 April 2010

Orang Yang Paling Baik Akhlaknya

Akhlak adalah karakter. Akhlak wajib diatur sesuai pemahaman-pemahaman syara’. Karena itu akhlak yang dinyatakan baik oleh syara’, disebut akhlak yang baik, dan yang dinyatakan buruk oleh syara’, disebut akhlak yang buruk. Hal ini karena akhlak merupakan bagian syariat, juga bagian dari perintah dan larangan Allah.

Syara’ telah memerintahkan kita untuk berakhlak baik dan melarang berakhlak buruk. Setiap muslim, khususnya pengemban dakwah, wajib berusaha sungguh-sungguh untuk menghiasi dirinya dengan akhlak yang baik, sesuai dengan hukum-hukum syara’ yang berkaitan dengan akhlak.

Hal yang perlu dikemukakan dan perlu digarisbawahi disini adalah bahwa akhlak wajib dibangun berdasarkan akidah islam. Seorang mukmin harus mensifati dirinya dengan akhlak yang baik hanya atas pertimbangan bahwa akhlak tersebut merupakan bagian dari perintah Allah dan larangan Allah. Dengan demikian ia akan berbuat jujur karena Allah memerintahkan untuk jujur. Ia menghiasi dirinya dengan sifat amanah, karena Allah memerintahkan untuk amanah.

Semua itu bukan dilakukan untuk mewujudkan kemanfaatan materi, seperti agar orang-orang banyak menerima dagangannya atau agar ia dipilih menjadi pemimpin. Perkara ini yang bisa membedakan kejujuran seorang mukmin dengan kejujuran seorang kafir. Karena kejujuran seorang mukmin semata-mata karena perintah Allah, sedangkan kejujuran orang kafir bertujuan untuk memperoleh kemanfaatan materi dibalik kejujuran itu. Sungguh berbeda jauh antara kedua jenis kejujuran tersebut.

Nash-nash yang menganjurkan untuk berakhlak baik antara lain:

“Sesungguhnya orang yang terbaik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya”. (Mutafaq ‘alaih).

“Kebaikan adalah akhlaq yang baik. Dosa adalah yang meragukan dalam dirimu dan engkau tidak suka jika manusia melihatnya. (HR. Muslim).

Metode Perubahan Ala Rasulullah

Kondisi negeri ini kian rusak dan semrawut. Korupsi misalnya, kendati slogan perlawanan terhadapnya terus diteriakkan, namun tidak ada tanda-tanda akan berhenti. Ironisnya, institusi penegak hukum yang seharusnya membabat korupsi justru menjadi sarang koruptor. Mafia hukum dan peradilan pun menjadi niscaya. Bagaimana rakyat bisa hidup tenteram, keadilan bisa ditegakkan, kezaliman bisa dilenyapkan kalau hukum dan aparatnya bermasalah. Kesemrawutan tak hanya dalam sektor. Hampir semua ada sektor kehidupan yang bermasalah. Bahkan bisa dikatakan, sejauh mata memandang, yang ada adalah hamparan masalah.

Maka mereka yang gerah dengan rusaknya kondisi masyarakat saat ini tentu sepakat sebuah perubahan. Akan tetapi, jika ditanyakan arah perubahan yang diinginkan dan bagaimana cara melakukan perubahan tersebut, jawabannya akan bervariasi mulai dari yang sekadar mengganti figur hingga mengubah sistem; dari cara yang paling dianggap paling halus hingga yang dianggap sangat radikal.

Bagi kaum Muslim apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW wajib diteladani karena ia adalah panutan terbaik dalam segala hal (QS al-Ahzab [33]:21) termasuk dalam menyampaikan perubahan masyarakat. Allah SWT berfirman:"Katakanlah inilah jalanku dimana saya menyeru dengan penuh kejelasan bersama orang-orang yang mengikutiku." (TQS Yusuf [12]: 108)

Menurut al-Syaukani ini merupakan dalil wajibnya bagi pengikut rasul untuk meneladani beliau dalam berdakwah, mengesakan Allah dan beramal sebagaimana yang telah disyariatkan.

Berikut ini adalah gambaran umum metode perubahan yang ditempuh oleh Rasulullah SAW dalam mengubah masyarakat Arab dari masyarakat Jahiliyyah menjadi masyarakat Islam.

Pertama, perubahan yang berbasis ideologi. Rasulullah SAW telah mendapatkan wahyu dari Allah SWT yang mengatur sema perkara. Wahyu tersebut sekaligus menjadi pedoman hidup yang wajib diamalkan oleh kaum Muslim. Jika dicermati wahyu juga merupakan ideologi karena terdiri dari ide dasar (aqidah) dan berbagai sistem kehidupan yang bersumber dari ide dasar tersebut (syariah). Selain itu ideologi tersebut berisi konsep dan metode untuk membumikan ideologi tersebut. Metode untuk mewujudkan ideologi tersebut adalah negara. Inilah tujuan perubahan yang diusung oleh Rasul dan para sahabat, membumikan ideologi tersebut di tengah-tengah masyarakat dengan jalan menegakkan daulah Islam.

Kedua, membentuk partai politik. Untuk membumikan sebuah ideologi tentu bukan perkara mudah yang dapat dijalankan seorang diri. Rasulullah SAW tidak hanya mengajak satu demi satu masyarakat Arab untuk meyakini ideologi yang beliau sampaikan. Namun lebih dari itu, mereka yang beriman kemudian diorganisir dan digerakkan secara sistematis yang berpusat di rumah Arqam bin Abu al-Arqam. Beberapa ayat Makkiyah menjadi bukti bahwa Rasulullah SAW merupakan dakwah dalam bentuk jamaah (lihat QS al-Syuara' [26]: 215; QS.Yusuf [12]: 183). Model kelompok yang berbasis pemikiran yang diyakini oleh anggotanya serta berupaya diwujudkan di tengah kehidupan tidak lain merupakan definisi partai politik. Dengan demikian kelompok Rasul saat itu adalah berbentuk partai politik.

Ketiga, mempersiapkan kader melalui pembinaan. Rasulullah SAW mempersiapkan kader partai yang nota bene adalah sahabat-sahabat beliau secara terus menerus tanpa henti hingga terbentuk kepribadian Islam pada diri mereka. Disamping mengamalkan apa yang telah diajarkan, Rasulullah juga mengutus orang-orang tertentu untuk mengajari Alquran orang-orang yang baru masuk Islam. Beliau misalnya mengutus Khabbab bin al-Arat untuk mengajar Zainab binti Khattab dan suaminya, Said memahami Alquran. Kurang lebih tiga tahun jumlah pengikut beliau hingga memeasuki tahap interaksi dengan masyarakat secara terbuka hanya 40 orang pria di tambah dengan tiga wanita orang. Jika dirata-rata dalam sebulan hanya ada satu hingga dua orang yang masuk Islam.

Dari al-Arqam bahwa Rasulullah SAW berada di rumah beliau di Shafa hingga jumlah mereka mencapai 40 laki-laki Muslim. Orang yang terakhir masuk Islam adalah Umar bin Khattab. Tatkala jumlah mereka mencapai 40 orang mereka pun keluar menemui orang-orang musyrik. (HR. al-Hakim dan menurutnya shahih).

Keempat, mempersiapkan masyarakat sebagai basis untuk menerapkan ideologi. Pelaku utama dari aktivitas ini sahabat-sahabat yang sebelumnya telah dipersiapkan dengan matang. Dalam proses ini Rasulullah SAW membatasi kegiatannya pada tataran pemikiran yaitu menjelaskan kebatilan pemikiran yang diusung dan dipraktekkan masyarakat Arab dan menanamkan kebenaran ideologi Islam. Meski sesembahan merajalela disekitar Ka'bah beliau tetap mendiamkannya termasuk dalam masalah-masalah sosial seperti kemiskinan. Di sinilah proses yang paling berat dan menentukan sebab Rasulullah SAW dan para sahabat tidak hanya berhadapan dengan pemikiran yang rusak namun juga resistensi dari penganut pemikiran tersebut termasuk pemimpin politik mereka. Pertarungan pemikiran dan serangan politik terhadap pembesar-pembesar tersebut gencar dilakukan meski harus menerima perlakuan yang kejam dari mereka. Fase ini juga bisa disebut sebagai tafâ'ul ma'a al-ummah (berinteraksi dengan umat).

Kelima, mencari dukungan kekuasaan (thalab al-nushrah) dari para pemimpin masyarakat. Rasulullah SAW tidak sekadar membatasi diri untuk mensosialisasikan idenya kepada masyarakat. Namun pada saat yang sama juga secara aktif melakukan berbagai pendekatan kepada para penguasa Arab di masa itu Rasulullah SAW senantiasa mengajak pembesar Qurays memeluk Islam. Di sisi lain Rasul juga secara aktif mendakwahi qabilah-qabilah lainnya khususnya ketika musim haji tiba. Catatan Ibnu Sa'ad menunjukkan setidaknya Rasulullah menyambangi 15 kabilah Arab meski tak satupun dari mereka yang bersedia beriman dan mendukung beliau. Mereka antara lain: Bani Amir bin Sha'shaah, Bani Nadhir, Bani Hanifah, dan Bani Baqa. Meski demikian beliau terus bergerak hingga Allah mempertemukan beliau dengan suku Auz dan Khazaj. Menurut Ibnu Khalil (2003: 21) metode thalab al-nushrah yang dilakukan Rasulullah SAW secara konsisten meski menghadapi berbagai kesulitan menunjukkan wajibnya perbuatan tersebut .

Keenam, menerapkan ideologi Islam dalam pemerintahan. Setelah mendapatkan dukungan dari pemuka Auz dan Khazraj Rasulullah SAW kemudian mengutus Mus'ab untuk mengawal proses penyiapan masyarakat Madinah. Setalah masyarakat Madinah dianggap siap maka beliau dan kaum Muslim Makkah hijrah ke Madinah yang sekaligus menjadi awal tegaknya negara Islam. Islam kemudian diterapkan secara menyeluruh dan tidak lagi sebatas wacana. Dakwah dan jihad ke seluruh jazirah Arab pun digencarkan secara agresif termasuk ke Mekkah.



Bukan Sekadar Berubah

Inilah beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dalam rangka menegakkan daulah Islam. Meski hal tersebut dilakukan 14 abad yang lalu namun ia tetap relevan hingga kini bahkan hingga hari Kiamat. Ini karena metode tersebut adalah hukum syara' yang tak berubah dan wajib dipedomani oleh ummat Islam. Metode perjuangan lain seperti reformasi, people power hingga revolusi berdarah dari sisi pergantian kekuasaan dapat saja berhasil. Namun bukan perubahan yang gariskan oleh syara'. Patut dicatat, perubahan yang dikehendaki saat ini bukan sekadar perubahan figur. Namun juga perubahan sistem secara total disamping perubahan pemahaman, standardisasi (amal dan pemikiran) dan ketundukan masyarakat dari sistem kapitalisme kepada ideologi Islam. Lebih dari itu, perubahan yang mengikuti tuntunan Rasulullah merupakan sebuah kewajiban. Mengabaikan metode tersebut tidak hanya akan gagal namun juga akan menuai dosa (QS an-Nur [2]: 63). Wal-Lâh a'lam bi al-shawâb []