Kamis, 27 Januari 2011

ADAB MEMBACA AL-QURAN

Al Qur’anul Karim adalah firman Alloh yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun. Al Qur’an memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Alloh Ta’ala. Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Ketika membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an:
1. Membaca dalam keadaan suci, dengan duduk yang sopan dan tenang.
Dalam membaca Al-Qur’an seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila dia membaca dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata,“Orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal. 58-59)

2. Membaca Al Qur'an di tempat yang bersih seperti masjid, dsb.

3. Menghadap kiblat.

4. Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah / ta'awudz (A'udzu billahi minas-syaithonirrajiim)
Firman Allah Ta'ala: (Apabila engkau membaca Al Qur'an maka mohonlah perlindungan Allah dari godaan setan yang terkutuk) (QS. An-Nahl: 98)

5. Membaca basmalah (Bismillahirrahmaanirrahiim) di permulaan tiap surat kecuali surat At Taubah.
6. Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’
Alloh Ta’ala menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra’: 109).
7. Membaguskan suara ketika membacanya.
Sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan,“Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.


8. Pelan dan tidak tergesa-gesa dalam membaca Al Qur'an.

Dari Abi Wail dari Abdullah berkata: Pada waktu pagi kami pergi kepada Abdullah, dia berkata; Seseorang telah berkata: "Aku telah membaca satu mufasshal (seperempat Al Qur'an) tadi malam", Abdullah berkata: "Secepat itukah seperti orang membaca syair?, sesungguhnya aku mendengar bacaan dan aku menghafal beberapa pasang ayat yang

dibaca Rasulullah saw. yaitu sebanyak delapan belas dari mufasshal dan ada dua dari Alif Laam Haa Miim." ( Riwayat Bukhari )



9. Memperhatikan bacaan (yang panjang dipanjangkan dan yang pendek dipendekkan).

Dari Qatadah ra. berkata; Aku bertanya kepada Anas bin Malik ra. tentang bacaan Rasulullah saw. Anas menjawab: Beliau memanjangkan yang panjang (Mad)." Pada riwayat lain: Anas membaca 'Bismillaahirrahmaanirrahiim' dia memanjangkan 'Bismillaah', dan memanjangkan 'ar-rahmaan' dan memanjangkan 'ar-rahiim' Dari Ummu Salamah ra. bahwa dia menggambarkan bacaan Rasulullah saw. seperti membaca sambil menafsirkan; satu huruf, satu huruf. (Riwayat Abu Daud, Tirmizi, Nasai'e. Tirmizi berkata: hadits ini hasan  sahih)


10. Berhenti untuk berdoa ketika membaca ayat rahmat dan ayat azab.

Dari Huzaifah ra. ia berkata; Pada suatu malam aku shalat bersama Nabi Muhammad saw., beliau membaca surat Al Baqarah kemudian An Nisaa' kemudian Ali 'Imran. Beliau membaca perlahan-lahan,apabila sampai pada ayat tasbih beliau bertasbih, dan apabila sampai pada ayat permohonan beliau memohon, dan apabila sampai pada ayat ta'awudz (mohon perlindungan) beliau mohon perlindungan.( Riwayat Muslim )


11. Menangis, sedih dan terharu ketika membaca Al Qur'an.

Allah berfirman: (Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur'an dan kenabian Muhammad saw.) surah Al Maidah - ayat 83 )


Allah Ta'ala berfirman:(Katakanlah, "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur sambil bersujud),(dan mereka berkata: "Maha suci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi") (Dan mereka menyungkur sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk) ( Surat Al Israa': ayat 107 - 109 )

Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.


12. Sujud tilawah, bila bertemu ayat sajdah.

Disahkan dari Umar ra. bahawa ia membaca surat An Nahl di atas mimbar pada hari Jum'at sampai ketika membaca ayat sujud beliau turun dan sujud, begitu juga orang-orang yang lain ikut sujud bersama beliau. Dan ketika datang Jum'at berikutnya ia membaca surat tersebut dan ketika sampai pada ayat sujud ia berkata, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kita melalui ayat sujud barangsiapa yang sujud, maka ia telah mendapat pahala, dan barangsiapa yang tidak sujud, maka tiada dosa baginya." dan

Umar ra. tidak sujud. ( Riwayat Bukhari )



13. Suara tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan.

Allah berfirman: (....dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara keduanya) ( surah Al Isra' - ayat 110 ) 


Dari 'Uqbah bin Amir ra. berakata: Aku mendengar Rasulullah saw.bersabda, "Orang yang membaca Al Qur'an dengan suara keras seperti orang yang bersedekah secara terang-terangan dan orang yang membaca Al Qur'an secara perlahan seperti orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi.( Riawayat Abu Daud dan Tirmizi dan An Nasa'i ) ( Tirmizi berkata: Hadis ini hasan )



14. Menghindari tawa, canda dan bicara saat membaca.

Allah berfirman: (Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat) ( Surah Al A'raaf - ayat 204 )

15. Apabila Al Qur'an sudah dibacakan dengan bacaan (qiraat) tertentu, maka etisnya supaya megikuti bacaan tersebut selama masih dalam satu majlis.


16. Memperbanyak membaca Al Qur'an dan mengkhatamkannya (menamatkannya)

Dari Abdullah bin 'Amr berkata: Rasulullah saw. bersabda, "Bacalah  Al Qur'an dalam waktu satu bulan", Aku menjawab, "Saya mampu," Rasulullah saw. bersabda, "Bacalah ia dalam waktu sepuluh hari", Aku menjawab, "Saya mampu." Rasulullah saw. bersabda lagi, "Bacalah ia dalam waktu tujuh hari dan jangan kurang dari itu." ( Riwayat Bukhari dan Muslim )

0 komentar:

Posting Komentar